Kasus Kesembuhan Covid-19 di Indonesia

By | 31 Oktober 2020

Kesembuhan Covid-19 di Indonesia

Sudah kita ketahu sejak pandemi ini berlangsung awal Maret yang lalu, penyebaran COVID-19 sangat begitu cepat sekali bergerak dan begitu masif terjadi lantaran pola perjalanan global yang ada sangat kuat di bandingkan pada sepuluh tahun yang lalu.

  Diketahui pula bahwa  virus corona yang satu ini memang sangat unik dan bukan yang pertama kali terjadi.  Berdasarkan sejarah yang ada, SARS COVID-19 pernah terjadi juga di Hong Kong pada tahun 2002-2003 dan yang lebih mengerikan lagi dengan vatality rate mencapai hingga 20%.  Hanya saja, SARS CoV-2 sangat mudah sekali tertular ditambah pula dengan pola perjalanan global teramat sangat kuat dibanding dengan pada sepuluh tahun lalu. Rata-rata perjalanan penerbangan yang ada sangat luar biasa berlipat-lipat dan bahkan itu dapat menimbulkan kecepatan virus bergerak lebih cepat dari satu orang ke orang lain.Virus ini hanya dapat menimbulkan (sebaran yang amat cepat) seperti ini di dunia yang serba modern pada saat teknologi dapat membuat orang berinsteraksi dengan begitu cepat pula. Duapuluh tahun yang lalu virus ini tidak dapat menimbulkan efek biologis secara cepat.  Virus ini dapat digolongkan termasuk baru dan ilmu pengetahuan (tentang COVID-19) saat ini masih terakumulasi untuk dapat memberikan pemahaman yang pasti.  Di Bandung, Jawa Barat, ditemukan ada populasi yang nampak tidak bergejala melaksanakan testing secara massif, ternyata alhasil dari 100 orang yang di tes hanya 1 orang yang positif tanpa gejala. Ini berarti dengan adanya kasus tersebut kita menunggu cukup waktu untuk dapat sedikit demi sedikit mengumpulkan gejala-gejala serta risiko yang kemungkinan akan terjadi.  Dengan pengamatan  lebih lanjut diharapkan  nantinya akan menjawab bagaimana seenarnya karakteristik virus ini (COVID-19).  Bukti-bukti tersebut dikumpulkan dan datanya akan dicatat dengan baik untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Usaha Pembuatan Vaksin

Pengembangan vaksin itu sendiri mempunyai lima tahap sebelum memasuki masa produksi tetap secara massal. Tahapan yang paling akhir dari proses panjang tersebut adalah tahap persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM).  Proses awal yang musti dilakukan adalah penelitian dasar.  Pada saat penelitian dasar ini peneliti akan berusaha menelusuri mekanisme potensial berdasarkan ilmu yang biasa dipakai pada kasus seperti ini.  Didalam penelitian dasar ini hanya terfokus meneliti virus, sel-sel yang terkait virus tersebut, dan sel-sel yang di inveksi oleh virus ini dan dibuat banyak. Tujuannya adalah untuk melihat sel-sel yang diperbanyak tersebut bagaiamana reaksinya dan diekstraksi virusnya di dalam jumlah yang lebih banyak pula. Dan pada proses ini biasanya telah dimulai dilakukan pembuatan vaksin dalam jumlah yang terbatas terlebih dahulu.

Kemudian dilanjutkan dilakukan uji pre-klinis untuk memastikan bahwa memang vaksin yang dibuat itu sudah diuji dulu dalam sel yang kemudian dilanjutkan pada hewan untuk melakukan percobaan. Itu sering biasa disebut studi envitro dan envivo.

Pastinya dalam uji ini, untuk mengetahui keamanan jika akan diujikan pada manusia. Pre-klinis itu untuk mendapatkan kepastian bahwasannya vaksin ini aman apabila diujikan pada manusia.  Lalu tahap uji klinis yang mempunyai tiga fase.  Fase satu memastikan keamanan dosis jika diujikan pada manusia serta menilai farmaco kinetik dan farmaco dinamik. Hal ini dilakukan untuk menentukan dosis aman jika diujikan pada manusia.  Fase dua dengan melakukan studi pada manusia biasa dengan jumlah sampel sekitar 100 sampai 500 orang.  Studi ini ingin memastikan dan menilai bahwa keamanan pada manusia dapat tercapai dan juga akan menilai efektivitas serta menentukan rentan dosis optimal  dan frekuensi pemberian dosis yang paling optimal dan adanya efek samping jangka pendek yang mungkin terjadi. Setelah lolos uji klinis tersebut masuklah fase tiga dengan uji sampel pada 1.000 orang sampai 5.000 orang untuk benar-benar memastikan keamanan, efektivitas, keuntungan yang melebihi risiko penggunaan jika diterapkan pada populasi yang lebih besar.  Dan jika uji klinis fase tiga ini tuntas dan hasilnya memuaskan maka akan masuk pada fase persetujuan.  Dipastikan hal ini mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), semua proses uji coba ini sudah berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan, maka dapat masuk ke dalam proses persetujuan yang langsung dapat dilanjutkan dengan pembuatan vaksin dalam jumlah yang besar atau secara masal.  Seperti telah diketahui tahapan vaksin COVID-19 hingga saat ini sudah memasuki uji klinis pada fase tiga, sehingga tinggal satu tahap lagi untuk dapat sampai pada tahap produksi secara massal. 

Rasa Cemas akan Penyebaran Covid-19

Situasi pandemi  Covid-19 ini membuat semua orang merasa kebingungan. Terutama sekali anak-anak pada usia dini.  Orang tua berperan sangat penting dalam mengajarkan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya selama wabah coronavirus yang sudah berlangsung lama hingga tujuh bulan ini.  Anak-anak pasti akan merasa stress dalam menghadapi situasi saat ini.  Alasannya, normalnya dunia anak-anak itu akan lebih banyak bermain dengan teman-teman sebayanya di lingkungan.  Sementara dalam situasi saat ini pandemi Covid-19, pemerintah meminta pada kita semua, termasuk di dalamnya anak-anak kita untuk tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan yang bertolak belakang dengan tahapan perkembangan anak-anak pada umunya.  Tetap beri semangat pada anak-anak dengan tetap menjaga komunikasi dengan sesama temannya melalui virtual, dengan tukaran foto, atau tegur sapa. Agar tahapan pengembangan anak ini tetap berjalan di dalam lingkungan rumah, maka orangtua perlu menjelaskan keadaan atau situasi wabah corona virus ini sesuai dengan bahasa pemahaman anak.

Penjelasan pada situasi Pandemi Covid-19 ini memakai bahasa anak yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan rasa ketakutan.  Orangtua juga harus lebih kreatif dalam menjelaskan keadaan ini dengan lebih bersahabat dan intonasi yang menyenangkan.  Namun memang butuh ketenangan bagi orang tua untuk mencoba mensiasati keadaan seperti  ini. Dan yakinkan kepada anak bahwa situasi pandemi Covid-19 akan segera berakhir.  Tujuh bulan menjalani masa pandemi ini banyak diketemukan orang tua yang stress.  Dengan sarana menggunakan alat bantu barang yang dekat dengan anak-anak, mereka akan sangat senang dan pesan yang kita sampaikan bisa sampai dan dimengerti oleh mereka juga.  Hingga akhir tanggal 30 September 2020 tercatat kasus sembuh secara nasional tercatat sebesar 214.947.  Dengan masih diduduki 10 Propinsi tertinggi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Riau.  Adapun urutan kasus kesembuhan tertinggi ke kasus yang terendah di 10 Propinsi dengan jumlah 497 Kabupaten dan Kota di Indonesia dapat digambarkan dalam video berikut ini :